ROAD TO BANDUNG WAYANG
FESTIVAL 2011
21 – 26 Maret 2011
DEKRANASDA BANDUNG
Bandung Wayang Festival akan segera berlangsung pada tgl
23 s/d 30 April 2011 di Bandung dan sekitarnya. Bandung Wayang Festival (BWF)
adalah sebuah festival yang mewadahi berbagai seni berbasis wayang dari seni
tradisi hingga kontemporer. BWF dibagi dalam 3 program utama, yaitu Pertunjukan
(tradisi hingga kontemporer), Pameran (Komik, Ilustrasi Wayang, grafis, animasi
serta seni multumedia), Sarasehan dan pertemuan masyarakat pecinta Wayang.
Untuk menghidupkan perhelatan akbar di Bandung dan
sekaligus yang pertama di Indonesia tentunya dibutuhkan peran serta berbagai
komponen masyarakat dari penikmat Wayang, seniman Wayang, akademisi hingga
korporasi.
Gerakan bersama
BWF bukan sebuah festival biasa. BWF sebuah festival yang
isinya Gerakan Bersama masyarakat pecinta Wayang untuk berfestival.
Pameran koleksi Wayang di Dekranasda ini merupakan sebuah
contoh kongkrit bagaimana warga masyarakat dan Pemerintah bersama-sama
menggelar sebuah pameran untuk menghangatkan BWF. Sekelompok pecinta Wayang
yang terdiri dari Seniman, Pegawai pemerintah hingga organisasi kegiatan
mahasiswa memamerkan koleksi Wayangnya sebagai ekpresi kecintaannya pada Wayang
serta media pembelajaran bagi penonton pameran untuk mulai mencintai wayang
melalui berbagai cara. Di antaranya mengkoleksi Wayang.
Kegiatan ini kami namakan Road to Bandung Wayang Festival sebuah acara yng mendahului acara utama pada
bulan April nanti. Sebelum pameran wayang koleksi telah diselenggarakan dua
pagelaran Wayang kulit dari Departemen PU dan pertunjukan Wayang Kolosal 3
Dalang 3 Generasi. Keduanya adalah sebuah partisipasi murni dari penyelenggara
untuk memeriahkan BWF. Mereka adalah para pecinta Wayang yang membentuk
kepanitiaan sendiri dan bergabung serta mendukung BWF. Demikian juga acara
pameran wayang koleksi ini. BWF betul-betul sebuah ruang silaturahmi budaya
dari berbagai generasi, disiplin kesenian, aliran dan organisasi kesenian serta
pemerintah yang mengamini wayang bukan sekedar warisan budaya tetapi akar
budaya dan indentitas budaya bangsa.
BWF sebuah festival yang sebetulnya diselenggarakan
dengan bantuan dan partisipasi masyarakt pecinta Wayang secara luar biasa.
Mereka tidak hanya menyumbangkan pagelaran saja namun juga berbagai dukungan
lain yang bermanfaat untuk kelancaran penyelenggaraan. BWF juga sebuah gerakan
bersama yang dibuat untuk dinikmati bersama. Sebuah festival Wayang yang akan
menjadi ritual bersama masyarakat Indonesia. Dan Panitia BWF 2011 akan
menggelar Pameran Wayang Koleksi, Workshop Wayang dan Diskusi Wayang dalam kegiatan
Road to Bandung Wayang Festival 2011 kali ini.
Pameran koleksi wayang
Pameran koleksi wayang ini memperlihatkan berbagai wayang
yang dikoleksi dengan susah payah dan sepenuh hati oleh para kolektornya. Harus
diingat berapa ribu wayang yang telah berpindah tangan ke luar Indonesia dari
fakta ini para kolektor wayang ini merupakan bagian dari penyelamat karya seni
bangsa. Nama-nama kolektor yang memamerkan koleksi wayangnya adalah: Ibu
Mochtar Apin (Kwee Sien Nio), Haryadi Suadi, Priyanto Sunarto, Pribadi
Widodo, Abah Soma Dimyati, Hengki Andhika Pinandito, Tutun Hatta Saputra serta
PSTK ITB. Para kolektor tersebut akan menyajikan koleksi wayang dari Jawa,
antara lain koleksi Wayang golek (dari Jabar) dan Wayang kulit (Dari Jawa
Tengah dan sekitarnya), juga gambar dua dimensi di atas kertas –koleksi
Priyanto Sunarto dari Jawa Tengah.
Wayang Pantun misalnya justru telah kehilangan pemiliknya
sehingga terancam akan dijual. Wayang Pantun satu dari sekian banyak wayang
yang kemudian terancam berpindah tangan keluar Indonesia. Pameran koleksi
wayang ini juga merupakan sebuah contoh bagaimana sebuah benda karya bangsa
yang sesungguhnya kita pahami bersama bisa dinikmati oleh masyarakat - di
museum telah menjadi benda koleksi bernilai sejarah.
Pembelajaran dari pameran ini adalah mendorong semua
kolektor untuk memamerkan koleksinya agar bisa dinikmati oleh masyarakat dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk mereka.
BWF sebuah ruang strategis untuk memajukan Wayang. Juga
sebagai ruang strategis untuk menggali lebih dalam, memelihara, mendokumentrasi
dan menginterpretasikan wayang kembali untuk berbagai kepentingan seni bahkan
industri.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Festival-BWF,
Hermawan Rianto, bahwa “BWF adalah sebuah perhelatan bersama di mana para
maestro memberi pembelajaran, para yunior belajar, para seniman lain membuat
interpretasi, para pengkaji membuat apresiasi dan para penikmat dimanjakan
dengan pagelaran yang hangat dan menyenangkan.”
Selama kegiatan Pameran Koleksi di Gedung JCC-Dekranasda
Jabar ini, panitia BWF 2011 menyelenggarakan Workshop dan Diskusi. Workshop Wayang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2011,
pukul 10.00 – 15.00 wib. Peserta workshop akan melaksanakan proses Menyungging atau
mewarnai Wayang kulit dan golek selama kurang dari satu hari tersebut. Dan
peserta workshop terbuka bagi siapapun.
Diskusi Wayang akan digelar dengan tema “Wayang di Tangan Generasi Muda”pada tanggal
26 Maret 2011, pukul 09.30 - 12.00 wib. Sejauhmana perkembangan Wayang dari
generasi ke generasi dan perkembangan terkini di antara generasi muda akan
dibahas dengan suasana keakraban karena dua pembicara, yaitu Haryadi Suadi,Tutun Hatta Saputra dan Edo Aditya, akan mengajak public untuk
membaca, melihat dna mengembangkan Wayang dalam konteks budaya masyarakat saat
ini.
Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerja bersama
Yayasan Narada, Kai Sadhana, Amrtha Vision dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah
(Dekranasda) Jawa Barat serta pihak-pihak lain yang turut serta mendukung
kegiatan BWF 2011.
Besar harapan kami seluruh media massa dapat mendukung
kegiatan ini dengan mendorong penyebaran informasi kepada masyarakat Indonesia.
Atas partisipasi dna kerjasama yang baik ini, kami, Panitia BWF 2011
mengucapkan terima kasih banyak. Semoga kontribusi ini menjadi inspirasi kita
bersama untuk memajukan kebudayaan bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment