Saturday, December 09, 2006

PALEM di sepanjang PASTEUR merana

Saban pagi dan sore sepanjang jalan Pasteur dan terusan Pasteur, Iman melihat pemandangan yang menurutnya menyedihkan. Sebagai pecinta tanaman, Iman melihat jajaran pohon Palem yang baru ditanam dibiarkan mati perlahan-lahan.
“Tanaman-tanaman itu setelah ditanam dibiarkan saja, tidak pernah dipelihara apalagi disirami, wajar akhirnya tanaman tersebut mati padahal jalan pasteur itukan etalase terdepan kota Bandung terutama para pendatang dari Jakarta” tutur Iman, pada tribun (23/11).
Iman tahu persis pertumbuhan pohon-pohon itu karena tiap hari ia melewati deretan pohon-pohon itu saat berangkat kerja dari rumahnya di daerah sarijadi menuju jalan Pajajaran Bandung. Pria yang bekerja di bidang event organizer ini kecewa dengan kinerja dinas pertamanan Kota Bandung.
”Bagaimana ini mengurusi tanaman saja tidak bisa, seharusnya Dinas Pertamanan tidak hanya menanam tetapi juga memeliharanya, percuma saja kalau pohon-pohon itu tidak dipelihara” ujar Iman.
Berdasarkan asumsinya, Iman menilai matinya pohon-pohon itu sebagai suatu pemborosan kas negara karena dipasaran harga satu pohon palem setinggi 4 meteran seperti yang ditanam di jalan Pasteur berkisar Rp. 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Mungkin ada sekitar 1000 pohon, jaraknya dekat-dekat, setiap 2 meteran lah ada pohon, kiri kanan ada” kata Iman yang masih teringat indahnya jajaran Palem di Pasteur saat SMA dulu.”Saat SMA jalan pasteur masih bagus, tapi demi pembangunan tidak apa-apa ditebang asal diganti lagi,” tambahnya
Kekecewaan Iman semakin bertambah, sekitar 10 hari lalu saat ia melihat pohon-pohon Palem yang mati diganti lagi oleh pohon Damar dan Mahoni setinggi 3 meteran. Sayangnya, sambung Iman, biarpun sudah diganti pohon, lagi-lagi pohon-pohon itu hanya ditanam saja tanpa dipelihara juga.
”Menurut saya tidak masalah mau ditanam Palem atau Mahoni, tetapi akan percuma kalau tidak dipelihara, sekarang pohon-pohon itu terutama Damarnya sudah layu lagi,”urai Iman.
Iman menyarankan Dinas Pertamanan konsisten merawat pohon-pohon yang ditanam dan tidak hanya merawat taman-taman yang sudah ada saja. Ia meminta Dinas Pertamanan mulai progresif dengan mengembangkan kinerjanya seiring pembangunan kota.
”Di sepanjang Dago atas, kondisinya sama saja, ada beberapa pohon Damar yang tidak dirawat, tolong jangan hanya menanam saja, kalau tidak mampu limpahkan saja perawatannya pada pihak swasta” katanya.
Kabag TU Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Johny Sulenjah membantah tidak memelihara tanaman Palem di jalan Pasteur karena setiap hari ada petugas yang menyiram. Masalah kematian pohon Palem di Pasteur menurutnya karena musim kemarau.
”Kami selalu menyiram. Jika mati, itu karena kemarau terlalu panjang,” ujarnya
Menurut Johny, penanaman Pohon Mahoni dan Damar merupakan proyek Kimpraswil sebagai pengganti pohon palem yang mati terkena Proyek Jalan. (ira/tsm)pritt. Tribun Jabar