Tuesday, August 01, 2006

catatan perjalanan : JATROPHA EXPEDITION

























SENIN, 10 JULI 2006 :


Hari ini semua Driver JATROPHA EXPEDITION tiba di Atambua-Timor, dan langsung melakukan pengecekan kendaraan setelah menjalani 5 hari pengiriman melalui Kapal Laut KM Kirana II dari Surabaya yang terlihat kotor dan berdebu, pengecekan meliputi Plotting penanggungjawab kendaraan, Kelengkapan alat kerja, Alat komunikasi HT & Rig, Kondisi mesin, Kondisi Jerrycan Jatropha, Pemasangan rotator & Sirine sampai Pencucian kendaraan.







SELASA, 11 JULI 2006 :
Pagi hari tim mengisi dan mengoplos bahan bakar Jatropha yang akan diisikan bagi Mobil-mobil Uji sesuai dengan Standar Operating Procedur melalui fax yang kami terima dari Prabowo via National Geographic Indonesia. Acara ini disaksikan juga oleh Louis dari Bioteknologi ITB yang juga mengambil sampel minyak Jatropha dari jerrycan yang khusus dibawa dari Bandung dan Solar yang diisi dari SPBU Atambua dan Jakarta untuk bahan perbandingan. Selepas siang setelah makan tim menyiapkan acara Jatropha Exhibition di Lapang Senggol Alun-alun kota Atambua. Yang berisi kegiatan Photo Expo, Plantation Display dan Jatropha Processing Technology. Acara dimulai Pkl. 15:00 wita sampai dengan pkl. 21:00 dan dikunjungi oleh sekitar 1.000 orang yang datang dengan antusiasme tinggi.


Malam hari setelah rombongan dari Jakarta datang, tim menggelar briefing dan membagikan paket tas perlengkapan untuk masing-masing mobil yang berisi Peta 6 provinsi, Alat Tulis, Panduan perjalanan, Plastik kuning, Lampu senter, Ponco, Payung, Lap bersih dan tentu saja Vitamin.. juga Paket uniform pribadi berupa Topi pet, Topi rimba, Tshirt dan Polo shirt , Acara diakhiri dengan General Meeting di lantai 2 hotel King Star Atambua yang dihadiri oleh seluruh rombongan dan membahas masalah Formasi kendaraan & peserta, Agenda perjalanan, Teknis & peraturan perjalanan.


RABU, 12 JULI 2006 :

Briefing pagi dilakukan di halaman parkir belakang hotel dihadiri oleh seluruh rombongan, usai itu peserta langsung menuju rumah jabatan Bupati Kabupaten Belu guna menghadiri undangan jamuan makan pagi bersama dengan rombongan Wakil Gubernur dan Deputi Menteri Riset dan Teknologi mewakili Menristek. 

Setelah sarapan rombongan menuju Kantor Bupati Kabupaten Belu untuk mengikuti upacara pelepasan Jatropha Expedition, acara dimulai dengan Laporan dari Ketua Ekspedisi, Bpk. Tantyo Bangun dari National Geographic Indonesia. Sambutan dari Staf Ahli Menteri Negara Riset & Teknologi bidang Energi Terbarukan Bpk. Prof Dr Ir Martin Djamin MSc. Sambutan dari Wakil Gubernur NTT, Bpk. Drs.Frans Lebu Raya Sambutan dari Bupati Kabupaten Belu, Bpk Joachim Lopez. Sebelum pengibaran bendera Start dilakukan, Bpk. Wakil Gubernur NTT menyempatkan diri untuk menuangkan minyak Jatropha kedalam tangki mobil Uji coba 1 sebagai tanda simbolis dimulainya ekspedisi Jatropha. 
Usai acara pelepasan berlangsung.seluruh rombongan menuju Kupang dan transit di kota kefamenanu untuk makan siang. Diperjalanan rombongan yang mendapat sambutan meriah ketika memasuki wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) dimana rombongan sempat disambut oleh 3 kelompok masyarakat yang salah satunya oleh warga Desa Puna, Kecamatan Pulen yang antusias ingin mengetahui program ekspedisi ini, mereka berharap untuk bisa terlibat dalam program pembudidayaan tanaman jarak tersebut. Di segmen ini acara selalu dimulai dengan upacara adat dengan ritual doanya oleh tetua setempat beserta tarian tradisionalnya, kemudian pengalungan kain tradisional, sambutan-sambutan dan diakhiri dengan penyajian makanan tradisional.

Rombongan baru memasuki Kupang pada pkl. 17:00 dengan kegiatan pengambilan gambar Mobil Uji 1 & 2 untuk kepentingan publikasi di pantai teluk Kupang acara diakhiri dengan Check In di Hotel Sasando. Pada malam hari digelar makan malam bersama di RM. Nelayan di Jln. Raya Timur Kupang. Kondisi mobil Uji selama menjalani route sepanjang 273 km dengan durasi 7 jam ini tidak mengalami kendala apapun. Jadwal keberangkatan dan kedatangan sesuai dengan yang direncanakan.




KAMIS, 13 JULI 2006 :


Pagi hari setelah sarapan tim ekspedisi kembali menyiapkan kendaraan dengan mengisi Bahan Bakar Jatropha di halaman Hotel Sasando Kupang, kemudian mengunjungi kantor Gubernur NTT Piet A. Tallo dengan diantar oleh Voorijders guna mengikuti acara silaturakhmi dengan Muspida setempat diakhiri jumpa pers untuk media lokal yang bertempat di salah satu ruangan.



Voorijders kembali mengantar rombongan menuju pelabuhan Bolok dimana pelabuhan ini adalah tempat penyeberangan menuju kota Larantuka Pulau Flores. Setelah memasuki kapal Ferry rombongan beristirahat di ruangan VIP KMP Cakalang yang masih relatif baru sehingga perjalanan yang dimulai pada pkl. 17.00 bisa tiba kota Larantuka pada pkl. 05.30 lebih cepat 3 jam dari waktu yang direncanakan. Kita memiliki deposit waktu 3 jam dan ini cukup melegakan dikarenakan kita mempunyai target untuk sampai di Labuhan Bajo keesokan harinya paling lambat pkl. 08.00 dengan medan yang cukup berat berkelok-kelok dan ekstrem guna mengejar jadwal waktu penyeberangan ke Sape yang hanya ada 1 kali dalam sehari.




JUMAT, 14 JULI 2006.


Usai Ferry KMP Cakalang sandar di pelabuhan Larantuka dan makan pagi di rumah Makan sederhana Sri Solo rombongan menuju kantor Bupati Flores Timur ditemani utusan yang dari subuh sudah menunggu untuk menjemput dan kami menyempatkan diri bersilaturakhmi dengan seluruh jajaran Pemda. Setelah upacara kecil yang dipimpin oleh Bupati Flotim, Drs. Simon Hayon, rombongan meninggalkan Larantuka tepat pada pkl. 08.00 menuju Maumere yang di tempuh selama 3.5 jam dengan kondisi jalan yang mulus namun berliku-liku, tanpa ada halangan yang berarti untuk kendaraan, selesai makan siang di sebuah rumah makan rombongan dijemput (lagi) oleh utusan Bupati Sikka guna kembali bersilaturakhmi dengan jajarannya di sebuah restaurant setempat tim dijamu oleh Asisten Satu Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka Drs. L.B. Da Lopez. Pkl. 13.30 rombongan meninggalkan kota Maumere untuk selanjutnya menuju Kabupaten Ende yang beribukota Ende. Perjalanan darat antara Maumere – Ende menyajikan panorama alam yang indah terlebih saat perjalanan akan melintasi Desa Moni, titik awal perjalanan menuju Gunung Kelimutu (1640 m). Inilah salah satu lokasi wisata yang telah dikenal oleh wisatawan mancanegara. 
Kelimutu memiliki tiga danau warna yang berada di sekitar puncak. Ketiganya memiliki kebiasaan unik, warnanya yang kerap berubah-ubah, Moni adalah desa yang indah Ia berada di sisi jalan raya dan sekitar 52 kilometer dari Ende. Desa ini termasuk wilayah Lio. Warganya berbahasa Ende. Mereka dikenal mahir membuat tenun ikat yang berharga cukup tinggi. Jeruk merupakan hasil utama pertanian daerah ini. Rombongan tak sempat mencari jeruk dan tenun ikat khas Moni, sebab mereka harus segera mencapai Pelabuhan Labuanbajo untuk menyeberang menuju Sape, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.


Persoalan pada mesin baru ditemukan ketika rombongan berada di kawasan Danau Kelimutu ini, aliran minyak jarak tersendat karena temperatur udara yang hanya mencapai 11 derajat Celsius sempat mengentalkan minyak jarak. Gangguan juga dirasakan pada mobil dengan komposisi bahan bakar 50:50 tanpa konverter (alat pengonversi).




Makan malam di Ende pkl. 18.30. Setelah menempuh perjalanan sepanjang 313 KM dari Larantuka, rombongan kembali bergerak menuju Bajawa, ditengah perjalanan kabut menyergap memaksa kami untuk memasang plastik kuning yang sudah disiapkan sebelumnya guna melapisi lampu depan yang cukup efektif untuk menembus kabut tersebut, rombongan dihentikan oleh staff wilayah Boawae yang kembali ingin bersilaturakhmi, setelah secangkir kopi panas dan ubi rebus di santap yang membuat para driver kembali terjaga perjalananpun dilanjutkan, lagi-lagi sebelum perempatan Bajawa rombongan dihadang oleh utusan Bupati Ngada namun dikarenakan memburu waktu untuk penyeberangan di Labuhan Bajo niat baik tersebut terpaksa diurungkan, selama negosiasi penawaran tersebut crew kendaraan memanfaatkan waktu dengan mengisi bahan bakar jatropha yang terlihat di indikator sudah mulai tampak berkurang. Pkl.23.00 rombongan menuju Aimere sebuah kota kecil di pantai selatan pulau Flores dengan kondisi jalan yang masih juga berliku-liku.


Sebelum kota Ruteng rombongan kembali dihadang oleh staff wilayah mBorong yang seperti pemberhentian - pemberhentian sebelumnya dihadapkan dengan upacara adat dengan ritual doa penyambutan setempat lengkap dengan pengalungan kain, kopiah tradisional, sambutan, arak dan ayam putih…konon ritual acara tersebut sama persis dengan upacara penganugerahan bagi bangsawan-bangsawan Manggarai namun ini dilakukan di sela-sela perjalanan pada pkl. 02.00 dinihari…



Ditempat tersebut sudah menunggu pula voorijders utusan Bupati Kabupaten Manggarai dengan ibukotanya Ruteng yang kemudian menemani rombongan menuju Ruteng dan tiba di tempat kediaman pada pkl. 03.00 namun niat baik tersebut diabaikan lagi-lagi dikarenakan waktu yang tidak akan mencukupi bila mengikuti jadwal kegiatan yang sudah mereka susun. Setelah melewati beberapa gunung rombongan akhirnya tiba di Labuhan Bajo dan kembali mengabaikan niat baik acara silaturakhmi yang akan mereka gelar oleh pihak Bupati Kabupaten Manggarai Barat di kantor Kabupaten Manggarai Barat Labuhan Bajo.
Dengan besar hati Muspida Kabupaten Manggarai Barat-lah yang mendatangi rombongan di pelabuhan.
Tepat pkl. 08.00 seluruh kendaraan dapat masuk ke Ferry yang akan mengantarkan kita ke pelabuhan Sape Pulau Sumbawa dengan durasi penyeberangan sekitar 9 jam. Kondisi semua kendaraan terlihat masih fit dari 24 jam yang sudah dilalui dari Larantuka sampai Labuhan Bajo dengan jarak tempuh perjalanan 688 KM. Sungguh sebuah perjalanan yang melelahkan namun hal itu tidak mengurangi kondisi kerjasama Tim yang justru semakin solid.


SABTU, 15 JULI 2006.


Setelah memasuki ferry bernama KM Inelika yang menuju pelabuhan Sape sebagian besar rombongan memanfaatkan waktu untuk tidur setelah melakukan perjalanan nonstop yang berat dengan rute yang ekstrem selama 24 jam. Pkl. 18.00 ferry sampai di pelabuhan Sape untuk kembali menjelajahi daratan pulau Sumbawa yang relatif berkontur dataran namun kondisi jalan yang tidak begitu baik. Setelah makan malam dan mengisi Bahan Bakar di kota Bima mobil uji 1 mendapatkan pengecekan rutin yang mengakibatkan harus digantinya Filter saluran untuk bahan bakar Jatropha dimana di mobil ini sudah terlihat kristalisasi di lubang masuk sehingga perjalanan baru bisa dilanjukan lagi pada pkl. 23.00. 
Menjelang kota Dompu mobil uji 1 kembali mendapatkan gangguan berupa hilangnya tekanan yang diakibatkan oleh lepasnya salah satu selang Vacum pada saat pergantian di kota Bima sebelumnya, namun perbaikan ini tidak memakan waktu lama karena sigapnya awak kendaraan dalam mengatasi problema. Setelah melewati kota Sumbawa Besar rombonganpun tiba di Pelabuhan Pototano pada pkl. 08.00 pagi yang sempat diselingi oleh pengambilan gambar oleh rekan-rekan dari TV7 di lokasi-lokasi menarik di sela-sela perjalanan. Jarak perjalanan dari Sape sampai dengan Pototano adalah 410 KM


MINGGU, 16 JULI 2006.


Penyeberangan dari pelabuhan Pototano menuju pelabuhan Kayangan Pulau Lombok hanya memakan waktu 2 jam, sehingga waktu luang ini dimanfaatkan oleh rombongan untuk beristirahat di dek kapal yang bersih dan terawat. Ferry sandar di Kayangan pkl. 10.00 pagi dan Rombongan sempat disambut oleh Ariyo Senoaji, Manajer Energi Terbarukan PT PLN (Persero) saat keluar dari dek KMP Darmo Santosa. rekan-rekan dari PLN ini menyediakan tempat untuk beristirahat di pelabuhan, disuguhi dengan makanan ringan dan buah-buahan. Setelah istirahat sebentar rombongan menuju Kantor Gubernur NTB dan diterima oleh jajaran Pemda beserta Gubernur Drs. HL Srinata dan Muspida setempat guna makan siang dan bersilaturakhmi, pada akhir acara Gubernur NTB menyempatkan diri untuk mencoba Mobil Uji 1 di komplek gubernuran. Setelah itu menuju hotel Nitour untuk berkemas dan Tim kembali mengisi bahan bakar bagi kendaraan lain maupun mobil Uji 1, 2 dan 3. pkl. 15.30 menuju pelabuhan Lembar untuk kembali menyeberang ke Pulau Bali. Penyeberangan menggunakan Ferry yang sudah tua ini memakan waktu 5 jam, sehingga baru tiba di Pelabuhan Padang Bai pada pkl. 22.00. Setelah makan malam di Lapau Sanur dan langsung check in di Hotel Inna Grand Bali Beach.




SENIN, 17 JULI 2006.


Hari ini seluruh mobil Uji melakukan Test Emisi dengan alat yang telah disediakan oleh pihak Caterpilar di halaman Hotel yang hasilnya langsung dikumpulkan oleh Prabowo, setelah selesai rombongan menuju Dealer Mitsubishi Denpasar di Jl. Imam Bonjol untuk kembali melakukan uji emisi & pengecekan ringan oleh staff Mitsubishi setempat. Malam harinya digelar Jatropha Festival dimana acara dimulai dengan puluhan anak-anak yang beriringan ke tengah lapangan rumput seluas 250 meter persegi. Di tangan mereka memegang erat sebelah bambu berujungkan lentera minyak jarak murni. Aksi anak-anak yang memakai pakaian adat Bali itu menarik perhatian para tamu dan undangan di kawasan Sanur, Bali. Aksi parade lampion yang diisi dengan cahaya bersumber minyak jarak murni menambah semarak suasana.


Dalam festival tersebut, para penari tradisional Bali juga menyajikan tarian api dan bola api yang menggunakan minyak jarak murni sebagai bahan bakar. Sebelumnya, para peneliti Puslit Bioteknologi ITB memeragakan penggunaan minyak jarak murni sebagai bahan bakar kompor tekan. Untuk kebutuhan tersebut, kita dapat mencampur minyak jarak dengan minyak tanah dengan perbandingan 3 : 1. Malam itu, kawasan Sanur disuguhi demontrasi potensi tanaman jarak pagar. Setelah acara Jatropha Festival selesai pkl. 23.00 tim menuju Denpasar Timur untuk melakukan test akselerasi dengan menggunakan Vericom V3000 yang disiapkan oleh Benny dari tabloid OTOMOTIF, berhubung tempat yang akan dipakai adalah jalanan umum maka sempat terjadi diskusi yang seru diantara awak tim namun karena tidak ada alternatif tempat lain akhirnya acara berlangsung di daerah ketewel yang mana pada saat-saat awal tim agak sedikit kewalahan dalam mengatur lalu-lintas namun berkat kerjasama tim dan juga bantuan polsek setempat akhirnya acara bisa berlangsung sesuai dengan rencana.




SELASA, 18 JULI 2006.


Pagi hari setelah pengisian bahan bakar Jatropha untuk mobil-mobil uji rombongan menuju kawasan belanja di daerah Sindu Sanur guna memberi kesempatan kepada rombongan untuk membeli oleh-oleh khas Bali, Pkl. 12.00 rombongan menuju Gilimanuk untuk selanjutnya menyeberang menuju Ketapang Banyuwangi.


Menyusuri pantai utara mobil uji mendapat kesempatan untuk kembali memperlihatkan performanya namun pada saat akan memasuki kota Situbondo salah satu kendaraan yang ditumpangi oleh rekan-rekan dari TV7 mengalami pecah Ban setelah menghantam lobang yang cukup dalam, berkat kesigapan tim masalah tersebut dapat cepat teratasi sehingga bisa kembali bergabung dengan rombongan terdahulu. pkl. 21.00 rombongan makan malam di sebuah rumah makan bernama Tengger di Pasuruan, setelah selesai rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Solo melalui Porong, Mojokerto, Jombang, Nganjuk dan Sragen, setelah memasuki kota Solo kita mengubah route perjalanan dikarenakan ada satu kegiatan lagi yang harus dilaksanakan rombongan yaitu mengunjungi perkebunan dan pengolahan minyak Jatropha milik PT. Rajawali Nusantara Indonesia yang terletak di Jatitujuh daerah Jatiwangi Majalengka sesuai dengan instruksi sewaktu pra keberangkatan di Sanur Bali. Perjalanan Sanur – Solo selama 16 jam berjalan lancar tanpa kendala apapun terutama Mobil Uji.




RABU, 19 JULI 2006.


Setelah melewati kota Solo dan Boyolali rombongan menyempatkan diri untuk makan pagi di kota Salatiga dan kemudian berangkat menuju Jatitujuh Jatiwangi dengan route Semarang, Batang, Pekalongan namun ketika akan memasuki kota Tegal setelah mengisi Bahan Bakar rombongan mengalami tabrakan beruntun 4 mobil rombongan.


Kecelakaan ini diawali ketika sebuah Becak dan Motor memotong jalur iring-iringan, sementara mobil nomor 4 berusaha menghindar dengan me-rem secara mendadak namun karena sempitnya jarak sehingga kendaraan dibelakangnya tidak mampu menguasai keadaan sehingga tabrakan beruntunpun terjadi menimpa mobil 4, 5, 6 dan 0 yang berisikan rekan-rekan dari TV7. Mobil 0 pun yang berjenis Kijang mengalami kerusakan yang cukup parah yakni kap mesin melesak kedalam dan menghantam radiator sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan agar tidak mengganggu jadwal keseluruhan mobil tersebut terpaksa dititipkan di kantor PLN Tegal dan penumpangpun berpindah tempat ke mobil crew Republic yang kebetulan bertemu kembali setelah berpisah di daerah Pasuruan. Sampai di perkebunan Jatitujuh tim disambut oleh para pejabat PTPN IX & PT. RNI yang langsung mempresentasikan program budidaya Jatropha yang sudah dan akan dilaksanakan dan tidak lupa menyajikan makanan tradisional dan mengajak rombongan untuk melihat-lihat perkebunan dan mini lab-nya.


Menjelang magrib rombongan meluncur ke Bandung Namun dikarenakan waktu yang sudah mendesak 4 mobil terdepan yakni mobil 1, 2, 3 & 4 terpaksa harus mengejar jadwal yang menanti di Bandung dengan cara memisahkan diri dari rombongan utama guna mengikuti acara penyambutan yang sedang disiapkan di akhir etape 2 ini yang mana sedang dilaksanakan juga Pameran Jatropha dan jumpa pers di komplek ITB, akhirnya tim pun tiba di Jln. Ganesha tepat pada pkl. 21.15 WIB. Mobil Uji 1, 2 dan 3 pada saat di jalan tol sempat melampaui kecepatan 120 km/jam dan secara keseluruhan perjalanan etape 2 ini berjalan cukup lancar dengan durasi 35 jam nonstop yang diujikan terhadap 3 mobil uji tidak mendapat kendala apapun. Dikarenakan terjadi insiden dan penambahan acara ke Jatitujuh waktu kedatangan di Bandung terlambat sekitar 6 jam.


KAMIS, 20 JULI 2006.


Setelah beristirahat di Hotel Sawunggaling Bandung rombongan kembali diterima oleh Rektor ITB di Gedung Rektorat Jl. Sulanjana untuk selanjutnya bergabung dengan rombongan menuju gedung Menristek di kawasan Jl. Thamrin Jakarta sebelum menyampaikan Laporan Ke Istana Negara yang langsung diterima oleh Presiden Republik Indonesia Bpk. Susilo Bambang Yudoyono. Setelah rampung kegiatan di Istana Rombongan menuju Jakarta Convention Center guna menyerahkan mobil uji 1 & 2 untuk mengikuti Indonesia International Motor Show yang pertama.


Demikian perjalanan JATROPHA EXPEDITION dengan menempuh jarak kurang lebih 3400 Km dari Atambua sampai Jakarta dan menghabiskan 600 liter minyak jatropha murni.




No comments: