Showing posts with label hiburan. Show all posts
Showing posts with label hiburan. Show all posts

Thursday, February 16, 2012

Celah Bernama WORLD MUSIC dalam Hiruk Pikuk Industri Musik Barat (Di antara Artistik, Kosmetik dan Pembajakan)

When you listen to to the music of Latin America, Africa, Jamaica, Algeria, Java and other foreign climes you’ll hear the kind of raw energy and hungry enthusiasm that’s been missing from most pop music in this country for almost a decade
(Allmusic.com)


Ditengarai bahwa title, World Music timbul karena acara di Paris,bertajuk World Music Day, yang digagas oleh Joel Cohen dan diselenggarakan Maurice Fleuret itu. Dan 4 tahun kemudian, acara tersebut menjadi inspirasi utama terbitnya album World Music,Graceland. Dimana album tersebut,melibatkan banyak musisi Afrika,terutama Afrika Selatan. Pengerjaan album tersebut juga dilakukan di Afrika Selatan (Cape Town).
Album Graceland, yang dibuat oleh Paul Simon tersebut bisa dibilang merupakan album world music paling laris hingga saat ini, dengan peraihan 5 platinum dan angka penjualan 14 juta copies.
Album tersebut memang terinspirasi oleh penyelenggaraan  World Music Day (Fete de la Musique),pada 1982 di Perancis. Dan kemudian event itu diadakan setiap setahun sekali di tanggal 21 Juni.

Begitulah, sebuah genre bernama World Music lahirlah. Ada yang menyebutnya,pada awalnya sebagai World-Fusion atau Worldbeat. Pada dasarnya,world music berbentuk dasar perkawinan antara “musik barat dengan musik timur” (lebih tepatnya,music-musik dari “dunia ketiga”). Namun pada perkembangan selanjutnya, world music diartikan sebagai bentuk-bentuk music ethnic apapun yang berasal dari manapun. Tapi teristimewa dari wilayah atau negara-negara berkembang yang berada di Asia, Afrika, Oceania dan Amerika (Selatan).
Dan World Music pun berkembang biak dengan dukungan berbagai event-event spesifik seperti Music Village Festival. Selain tentu saja, WOMAD yang digagas dan diadakan oleh Peter Gabriel dan kawan-kawan yang digelar pertama kali di Shepton Mallet, Inggris, tahun 1980. WOMAD sekarang digelar di Inggris (bertempat di Charlton Park, Wiltshire) lalu Adelaide, New Zealand, Spanyol, Kepulauan Canary, Abu Dhabi dan Sicilia-Italia. Menjadi sebuah event tetap tahunan bergengsi.
Mengenai Peter Gabriel, sejak self-titled albumnya yang ketiga yang dirilis 1980, ia mulai memperlihatkan interesnya terhadap World Music.  Antara lain dengan menyusupkan beat-beat perkusif yang bernafaskan afro-music. Ia juga menggunakan peralatan perkusi Afrika.  Album tersebut ternyata juga cukup populer,karena masuk di Top-10 Charts di Inggris dan Eropa serta Top-40 Album Charts di USA.

Gabriel juga membuka record label bernama Real World. Dan label milik Gabriel tersebut,yang didirikan tahun 1989, kini bertumbuh menjadi salah satu label khusus world-music paling berpengaruh. Selain nama National Geography, dan tentu saja label yang mungkin bisa disebut terdepan, Putumayo.
Mengenai Putumayo, label rekaman ini dibangun sejak 1993. Dan kini sudah memiliki cabang label di 10 negara. Mereka pun melengkapi pergerakan mereka dalam memproduksi dan memperkenalkan musik-musik dari “negara-negara berkembang” Asia, Afrika, Amerika, Oceania dengan antara lain jaringan radio streaming, radio show, online shop untuk produk rekaman music dan merchandising yang unik.
Secara intensif, ketiga label,melakukan penelusuran akan musik-musik “eksotis” dari negara-negara berkembang tersebut. Menggali informasi, menganalisis, meneliti lebih dalam akan musik-musik “baru” tersebut.

Pada saat berikutnya, World Music juga makin laju jalannya, kian dikenal luas, setelah digelar pula berbagai awarding. Apalagi Grammy Awards, sejak 2001 mengadakan kategori Best World Music Album. Melengkapi kategori yang sebenarnya menyenggol wilayah World Music,seperti Tropical Latin Music, Salsa, Merengue, Tejano, Mexican/Mexican-American sampai Polka,yang sudah dihadirkan lebih dulu.
Best World Music pertama,di tahun 2001 itu diberikan kepada Ravi Shankar lewat albumnya Full Circle/Carnegie Hall 2000. Dengan kategori pada ajang prestigious untuk industry musik tersebut,World Music seolah mendapatkan legitimasi sebagai sebuah genre musik yang diakui dunia.
Melengkapi keberadaan dari beberapa awarding yang spesifik untuk world music seperti BBS Radio 3 World Music Awards,yang diadakan mulai 2002. Selain itu jugaSonglines Awards. Dan sebelumnya ada WOMEX (World Music Expo),yang diadakan sejak 1999.

World Music bisa menjadi pintu bagi go international-nya para musisi negara2 “3th World Countries”.  Tentu saja, dalam hal ini termasuk,Indonesia. Karena sebagai satu catatan khusus,bahwa Indonesia sudah dilihat dan dianggap sebagai salah satu daerah/negara terkaya dalam urusan musik tradisi. Yang sejatinya,sudah dilirik dan mendapat perhatian barat sejak lama.
Salah satu contoh konkrit bagaimana seorang ethnomusikologis, Robert E.Brown membuka Centre of World Music yang secara sengaja membuka satu tempat sebagai arena workshop musim panas, di Bali. Robert E.Brown kemudian lebih dikenal sebagai seorang etnomusikologis yang sangat concern terhadap musik (ethnic) Indonesia. Robert memilih India dan Indonesia sebagai “lahan” utama penelitian,pengembangan dan eksplorasinya yang dijalankannya dalam Centre of World Music tersebut.

Sekilas mengenai sejarah World Music di Indonesia, dahulu lebih dikenal sebagai musik etnik kontemporer, memang salah satunya dimulai oleh musisi barat. Adalah Eberhard Schoener asal Jerman di tahun 1975, yang bahkan bermukim dan berkelana masuk keluar desa di Bali berbulan-bulan lamanya. Pertemuannya dengan seniman karawitan Bali, Agung Raka melahirkan karya monumental, Bali Agung, sebuah album eksperimentasi percampuran barat dan timur.



Beruntunglah kemudian karena kita memiliki Guruh Soekarnoputra. Pemuda Guruh lantas hanya berbeda bulan dengan hasil karya Eberhard Schoener, juga menghasilkan karya eksperimentasi sejenis bersama Guruh Gypsi, grup kontemporernya yang berkolaborasi dengan seniman musik karawitan Bali kawakan, I Gusti Kompiang Raka.
Selanjutnya ada nama-nama lain semisal Eros Djarot dengan Barong’s Band, (alm) Harry Roesli lantas juga bisa disebut Kelompok Kampungan. Dan konsep eksperimentasi yang kini berjulukan baru, sebagai sebuah genre musik baru, World Music, diteruskan banyak praktisi musik kita.
Tersebutlah Krakatau, Samba Sunda, Didi AGP, Marusya Nainggolan, Gilang Ramadhan, I Wayan Balawan, Zithermania, (alm) Sapto Rahardjo, (alm) Inisisri dengan Kahanan, (alm) I Wayan Sadra dan Sonoseni Ensemble. Dan kemudian “mengundang” generasi muda seperti Viky Sianipar. Menyebut sebagian kecil saja diantaranya.

Maka atas nama World Music,sebut saja sebagai sebuah wilayah baru yang sengaja diciptakan kaum industrialis musik barat (Eropa – Amerika), musisi tanah air memiliki celah untuk berbicara di pentas musik dunia. Baik untuk tampil di acara-acara festival maupun melakukan penjualan album rekaman.
Olahan musik yang hasil kreatifitas tersebut, bagi kritikus musik dipahami ada dua jenis. Olahan secara kreatif artistik. Ataupun kosmetik. Sebuah kreatifitas lewat penelusuran ataupun analisis “akademis” semisal lewat penelitian panjang.
Bisa juga, sebuah kreatifitas lewat siasat jitu,”tempel-menempel”  musik tradisi dengan musik barat. Seolah memberi gincu pada pola dasar musik barat misalnya jazz ataupun pop, entah pewarna bibir atau pemerah pipi yang kental aksentuasi ethnic-nya. Itu yang disebut sebagai,kosmetik.
Namun apapun bentuk kreatifitas,ataupun niatan berdasarkan kemampuan si musisi-musisi itu sendiri,pada akhirnya memang genre bernama world music itu sudah lahir dan berkembang biak dengan relatif cepat. Dapat disebut sebagai genre music baru yang terbesar dan terluas. Saking besar dan luasnya,jangan kaget nama-nama pop seperti Shakira, Gypsy King, Enrique Iglesias, sampai Gloria Estefan dan Miami Sound Machine-nyapun dimasukkan pula dalam genre ini.
Walau,seperti seluruh musik lainnya,world music juga mengalami guncangan keras dalam soal pasar musik rekamannya. Apalagi kalau bukan lantaran terpaan badai pembajakan yang kian menggila. Yang tak lagi pilah-pilih. Tapi bahkan ada pula yang menyebut,pembajakan di satu sisi memiliki hal positif,menjadi tersebar luasnya karya rekaman. Terutama untuk jenis-jenis non-mainstream semacam world music, membuatnya jadi lebih dikenal.
Seperti sudah dikemukakan di atas,bisa untuk rekaman. Bisa pula terbuka pintu untuk tampil di panggung-panggung baik dalam acara festival maupun konser di luar negeri. Kalau beruntung,kesempatan bisa datang dengan undangan langsung dari pihak organizer setempat,lalu memperoleh pula dukungan optimal dari pemerintah kita melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Paling baik,kejarlah keberuntungan,parallel dengan mengasah terus kreatifitas dalam melahirkan karya-karya “bernas” yang bisa merenggut perhatian kalangan musik internasional luar negeri.




Dwiki Dharmawan bersama Krakatau maupun proyek lain sejenisnya atau Samba Sunda atau Kahanan ataupun I Wayan Balawan dengan Batuan Ethnic Fusion-nya sudah melanglang buana, kiranya akan lebih banyak lagi musisi kita dan dengan segala grup ataupun proyek musik “eksperimentatif” sejenis lainnya bisa ikut berkiprah di dunia internasional.

Bukan lantas itu berarti menjadi,mengangkat kekayaan musik tradisi kita. Bukan ke situ arahnya. Karena sejatinya,justru yang terangkat naik,si pemusik atau grupnya yang “peduli” dengan musik-musik etnik kita yang begitu kaya. Dan memang sebaiknya,memberi dukungan dan membuka peluang lebih lebar akan lebih banyak lagi musisi-musisi kita untuk berbicara di khasanah musik internasional,karena sesungguhnya kita juga kaya dalam urusan bakat-bakat terpendam tersebut…. Baiknya kan begitu,kitalah yang merebut manfaat kekayaan yang tanah air kita ini miliki,daripada orang dari bangsa lain.
Memang,kalau bukan kita, siapa lagi?


Gideon Momongan
*****

Thursday, March 24, 2011

Profesi dalam Industri

Vocalist/Singer
Penyanyi membawakan lagu/komposisi musik melalui nada suara dan irama. Penyanyi/vokalis membawakan lagu dengan cara acapela (tanpa diiringi instrumen musik) atau dengan diiringi instrumen musik tunggal, band sampai orkestra. Menyanyikan lagu juga dapat dilakukan bersama-sama dalam paduan suara dengan rentang suara yang berbeda atau dalam sebuah ensemble dengan instrumentalis seperi grup rock.

Penyanyi profesional biasanya membangun karir mereka sekitar satu genre musik tertentu.


Musician
Musisi/instrumentalis dapat memainkan/menguasai  satu alat musik/instrumen musik atau lebih. Biasanya membawakan komposisi lagu/musik secara solo, dalam sebuah band atau orkestra baik untuk mengiringi penyanyi atau instrumental.
Songwriter
Penulis lagu atau lebih dikenal juga dengan sebutan pencipta lagu adalah seorang artis yang menciptakan lagu dari mulai komposisi musik hingga lirik. Ada juga yang hanya menulis lirik atau disebut juga dengan penulis lirik sedangkan pencipta musiknya disebut dengan komponis. Pada jaman dulu hanya pencipta lagulah yang membawakan lagu-lagu mereka. Sekarang pencipta lagu dapat bekerja sebagai hanya seorang pencipta lagu. Beberapa dari mereka mewakili dirinya sendiri sebagai penerbit musik/music publisher sementara yang lainnya diwakili oleh label/perusahaan penerbit (publisher company). Perusahaan penerbit ini berkembang sejalan dengan hak royalti yang bisa dihasilkan oleh seorang pencipta lagu.
Music Composer
Komposer musik mengkomposisi/menggubah/menyusun sebuah lagu ke dalam notasi musik untuk dimainkan oleh artis penyanyi dan atau pengiring musik.
Music Arranger
Sebuah komposisi musik pop dapat diaransemen ulang kedalam sebuah komposisi musik orkestra, atau komposisi musik rock dirubah sedemikian rupa atau diaransemen ulang agar dapat dibawakan dengan sentuhan jazz. Seorang arranger mengubah/menambah/mengurangi sebuah komposisi agar dapat dibawakan dengan cara yang berbeda.
Founder & Manager of Music School
Pendiri & pengelola sekolah musik menyelenggarakan sistem pendidikan musik dan kurikulumnya. 
Music Teacher
Sejak musik menjadi sebuah industri, semua profesi yang mendukung berkembangnya bakat seorang artis musik atau musisi menjadi juga sangat penting termasuk juga guru musik.
Music Producer
Produser musik adalah orang yang beranggung jawab terhadap proses produksi rekaman dari persiapan lagu, artis, peralatan yang digunakan sampai hasil dari produksi rekaman itu sendiri. Cakupannya bisa 1, 2 lagu yang diproduksi atau bahkan sampai 1 album.
Music Director
Direktur musik biasanya ada pada sebuah kegiatan bermusik baik dari sebuah band, orkestra, film ataupun pada sebuah institusi seperti stasiun radio, tempat hiburan yang menampilkan atau menggunakan musik sebagai fasilitas menghibur. Hal-hal yang dilakukan lebih kepada mengarahkan musik yang dibawakan/ditampilkan.
Sound Engineer
Atau dikenal juga dengan insinyur audio yaitu seseorang yang terampil menggunakan peralatan rekam audio (baik software maupun hardware) dan juga tahu teknik cara pengambilan suara yang dihasilkan dalam proses produksi rekaman.
Music Programmer
Pemrogram komputer ataupun perangkat lainnya untuk menghasilkan suara/musik. Pemrograman digunakan dalam hampir semua jenis musik elektronik.
Founder & Manager of Record Company
Individu yang mewakili sebuah perusahaan rekaman, mengelola produksi, manufaktur, distribusi, pemasaran, promosi, memberikan perlindungan hukum hak cipta rekaman suara, melakukan talent scouting dan pengembangan seniman baru serta mempertahankan kontrak dengan artis rekaman dan manajer mereka.
Music Publisher
Penerbit musik (atau perusahaan penerbitan) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penulis lagu dan komposer menerima pembayaran ketika komposisi mereka digunakan secara komersial.
Music Publicist
Atau lebih dikenal dengan sebutan public relation, berfungsi sebagai jembatan penghubung antara artis, individu pelaku seni musik dengan media.
Music Distributor
Penjualan produk musik dilakukan oleh distributor, bisa individu ataupun organisasi berbentuk perusahaan distribusi. Distributor menyebarluaskan produk musik melalui toko-toko musik offline ataupun online melalui situs penjual musik.
Music Promoter
Mempromosikan produk musik bisa dilakukan oleh artisnya sendiri ataupun organisasi yang mengatasnamakan artis tersebut ataupun di luar organisasi manajemen artis. Promosi ini menindaklanjuti sebuah produk musik (artis, band, lagu, album) yang baru untuk disampaikan informasinya kepada pasar/konsumen/pendengar musik mereka. Pada era digital sekarang ini memudahkan kerja promotor musik dengan juga memberikan banyak alternatif publikasi yang bisa dilakukan. Promotor pagelaran musik membantu memberikan brand/merek kepada artis/band yang juga mungkin bisa mengembangkan pelanggan setia yang akan mengikuti mereka dari satu kota ke kota yang lain.
Music Marketing
Pemasaran produk musik lebih menekankan pada pembinaan pendengar mereka agar selalu setia membeli produk musik yang dihasilkan seorang artis/band. Bukan hanya produk musik saja yang bisa dijual kepada pendengar setia/fans, tapi juga produk-produk suvenir/merchandise dari image artis dan menempatkan penggemar sebagai basis komunitas untuk mendatangkan sponsor.
Music Sales
Toko CD atau situs musik.
Music Business Affair
Merencanakan hingga melaksanakan segala macam urusan bisnis/perdagangan yang berhubungan dengan musik adalah menjadi tanggung jawabnya.
Music Business Development
Pengembangan bisnis musik bertujuan untuk mencari konsumen musik baru dan penetrasi terhadap konsumen yang sudah ada sampai pengembangan penjualan produk musik. Contoh kecil adalah pengembangan penjualan produk musik dari CD ke RBT beberapa tahun lalu.
Music Business Consultant
Profesi ini terutama untuk memperbaiki bisnis musik dari segi manajerial. Konsultasi diberikan untuk membimbing manajemen (operasional, pelatihan tenaga kerja, penerapan teknologi, pengembangan strategi) ke arah yang lebih efisien atau efektif. 
Music Business Lawyer
Karena bisnis musik juga masuk ke dalam wilayah hukum, maka profesi ini juga menjadi bagian dari profesi di dalam bisnis musik dalam sisi legalitas hukum bisnis.
Founder & Manager of Artist Management
Pendiri dan manajer dari manajemen artis bisa mengatasnamakan beberapa artis di dalam organisasinya. Ini untuk membantu pengembangan bakat dan pemasaran artis dalam mengembangkan karirnya. Biasanya perusahaan manajemen artis seperti ini berpengalaman dalam mengembangkan bakat dan karir dari berbagai macam karakter/sosok artis.
Road Manager/Tour Manager
Seseorang yang mengelola segala macam kebutuhan (baik artisnya hingga crew) dalam melakukan kegiatan perjalanan showRoad manajer bertanggung jawab penuh dalam segala kegiatan yang dilakukan artis dan pendukungnya mulai dari persiapan kebutuhan dalam perjalanan, akomodasi di lokasi pertunjukan, hingga proses pembayaran si artis oleh promotor pertunjukan dalam skala kecil. Sedangkan Tour Manager mempunyai wewenang lebih besar karena mengelola perjalanan lebih lama dan jarak yang lebih jauh.
Production Manager
Mengelola sebuah pertunjukan dalam bidang produksi. Membawahi produksi audio & visual dari sebuah pertunjukan musik. Mulai dari sound system yang digunakan sampai set panggung.
Stage Manager
Pengelola panggung di dalam sebuah pertunjukan musik, baik peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja yang dilibatkan. Bertanggung jawab terhadap aset yang digunakan maupun waktu pengerjaan.
Show Sound Engineer
Tidak berbeda jauh dengan sound engineer di dalam produksi rekaman, dia juga bertanggung jawab terhadap audio yang dihasilkan saat proses pertunjukan berlangsung.
Technician
Atau teknisi bertanggung jawab terhadap peralatan dari teknologi yang digunakan dalam sebuah pertunjukan musik. Peralatan yang digunakan baik yang menghasilkan output audio maupun visual. Biasanya dalam sebuah pertunjukan terdapat beberapa teknisi dari beberapa spesialisasi keahlian.

(Erwin Prakasa, Studio 42)

Monday, March 21, 2011

PAMERAN KOLEKSI WAYANG


ROAD TO BANDUNG WAYANG FESTIVAL 2011
21 – 26 Maret 2011
DEKRANASDA BANDUNG
  
Bandung Wayang Festival akan segera berlangsung pada tgl 23 s/d 30 April 2011 di Bandung dan sekitarnya. Bandung Wayang Festival (BWF) adalah sebuah festival yang mewadahi berbagai seni berbasis wayang dari seni tradisi hingga kontemporer. BWF dibagi dalam 3 program utama, yaitu Pertunjukan (tradisi hingga kontemporer), Pameran (Komik, Ilustrasi Wayang, grafis, animasi serta seni multumedia), Sarasehan dan pertemuan masyarakat pecinta Wayang.


Untuk menghidupkan perhelatan akbar di Bandung dan sekaligus yang pertama di Indonesia tentunya dibutuhkan peran serta berbagai komponen masyarakat dari penikmat Wayang, seniman Wayang, akademisi hingga korporasi.

Gerakan bersama
BWF bukan sebuah festival biasa. BWF sebuah festival yang isinya Gerakan Bersama masyarakat pecinta Wayang untuk berfestival.

Pameran koleksi Wayang di Dekranasda ini merupakan sebuah contoh kongkrit bagaimana warga masyarakat dan Pemerintah bersama-sama menggelar sebuah pameran untuk menghangatkan BWF. Sekelompok pecinta Wayang yang terdiri dari Seniman, Pegawai pemerintah hingga organisasi kegiatan mahasiswa memamerkan koleksi Wayangnya sebagai ekpresi kecintaannya pada Wayang serta media pembelajaran bagi penonton pameran untuk mulai mencintai wayang melalui berbagai cara. Di antaranya mengkoleksi Wayang.

Kegiatan ini kami namakan Road to Bandung Wayang Festival sebuah acara yng mendahului acara utama pada bulan April nanti. Sebelum pameran wayang koleksi telah diselenggarakan dua pagelaran Wayang kulit dari Departemen PU dan pertunjukan Wayang Kolosal 3 Dalang 3 Generasi. Keduanya adalah sebuah partisipasi murni dari penyelenggara untuk memeriahkan BWF. Mereka adalah para pecinta Wayang yang membentuk kepanitiaan sendiri dan bergabung serta mendukung BWF. Demikian juga acara pameran wayang koleksi ini. BWF betul-betul sebuah ruang silaturahmi budaya dari berbagai generasi, disiplin kesenian, aliran dan organisasi kesenian serta pemerintah yang mengamini wayang bukan sekedar warisan budaya tetapi akar budaya dan indentitas budaya bangsa.

BWF sebuah festival yang sebetulnya diselenggarakan dengan bantuan dan partisipasi masyarakt pecinta Wayang secara luar biasa. Mereka tidak hanya menyumbangkan pagelaran saja namun juga berbagai dukungan lain yang bermanfaat untuk kelancaran penyelenggaraan. BWF juga sebuah gerakan bersama yang dibuat untuk dinikmati bersama. Sebuah festival Wayang yang akan menjadi ritual bersama masyarakat Indonesia. Dan Panitia BWF 2011 akan menggelar Pameran Wayang Koleksi, Workshop Wayang dan Diskusi Wayang dalam kegiatan Road to Bandung Wayang Festival 2011 kali ini.

Pameran koleksi wayang
Pameran koleksi wayang ini memperlihatkan berbagai wayang yang dikoleksi dengan susah payah dan sepenuh hati oleh para kolektornya. Harus diingat berapa ribu wayang yang telah berpindah tangan ke luar Indonesia dari fakta ini para kolektor wayang ini merupakan bagian dari penyelamat karya seni bangsa. Nama-nama kolektor yang memamerkan koleksi wayangnya adalah: Ibu Mochtar Apin (Kwee Sien Nio), Haryadi Suadi, Priyanto Sunarto, Pribadi Widodo, Abah Soma Dimyati, Hengki Andhika Pinandito, Tutun Hatta Saputra serta PSTK ITB. Para kolektor tersebut akan menyajikan koleksi wayang dari Jawa, antara lain koleksi Wayang golek (dari Jabar) dan Wayang kulit (Dari Jawa Tengah dan sekitarnya), juga gambar dua dimensi di atas kertas –koleksi Priyanto Sunarto dari Jawa Tengah.

Wayang Pantun misalnya justru telah kehilangan pemiliknya sehingga terancam akan dijual. Wayang Pantun satu dari sekian banyak wayang yang kemudian terancam berpindah tangan keluar Indonesia. Pameran koleksi wayang ini juga merupakan sebuah contoh bagaimana sebuah benda karya bangsa yang sesungguhnya kita pahami bersama bisa dinikmati oleh masyarakat - di museum telah menjadi benda koleksi bernilai sejarah.

Pembelajaran dari pameran ini adalah mendorong semua kolektor untuk memamerkan koleksinya agar bisa dinikmati oleh masyarakat dan memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk mereka.

BWF sebuah ruang strategis untuk memajukan Wayang. Juga sebagai ruang strategis untuk menggali lebih dalam, memelihara, mendokumentrasi dan menginterpretasikan wayang kembali untuk berbagai kepentingan seni bahkan industri.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Festival-BWF, Hermawan Rianto, bahwa “BWF adalah sebuah perhelatan bersama di mana para maestro memberi pembelajaran, para yunior belajar, para seniman lain membuat interpretasi, para pengkaji membuat apresiasi dan para penikmat dimanjakan dengan pagelaran yang hangat dan menyenangkan.”

Selama kegiatan Pameran Koleksi di Gedung JCC-Dekranasda Jabar ini, panitia BWF 2011 menyelenggarakan Workshop dan Diskusi. Workshop Wayang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2011, pukul 10.00 – 15.00 wib. Peserta workshop akan melaksanakan proses Menyungging atau mewarnai Wayang kulit dan golek selama kurang dari satu hari tersebut. Dan peserta workshop terbuka bagi siapapun.

Diskusi Wayang akan digelar dengan tema “Wayang di Tangan Generasi Muda”pada tanggal 26 Maret 2011, pukul 09.30 - 12.00 wib. Sejauhmana perkembangan Wayang dari generasi ke generasi dan perkembangan terkini di antara generasi muda akan dibahas dengan suasana keakraban karena dua pembicara, yaitu Haryadi Suadi,Tutun Hatta Saputra dan Edo Aditya, akan mengajak public untuk membaca, melihat dna mengembangkan Wayang dalam konteks budaya masyarakat saat ini.

Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerja bersama Yayasan Narada, Kai Sadhana, Amrtha Vision dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat serta pihak-pihak lain yang turut serta mendukung kegiatan BWF 2011.

Besar harapan kami seluruh media massa dapat mendukung kegiatan ini dengan mendorong penyebaran informasi kepada masyarakat Indonesia. Atas partisipasi dna kerjasama yang baik ini, kami, Panitia BWF 2011 mengucapkan terima kasih banyak. Semoga kontribusi ini menjadi inspirasi kita bersama untuk memajukan kebudayaan bangsa Indonesia. 

Monday, February 22, 2010

Kampung GaSS untuk Bandung 200 Tahun

Bandung akan menginjak usia yang ke 200 tahun pada tahun 2010. Sebuah kota yang dahulunya adalah hutan disulap menjadi hampir Ibu Kota Hindia Belanda pada masa Kolonial. Kini Bandung menjadi situs urbanisme dan kreatifitas seniman dalam beraktifitas dan produktifitas. Tidak sedikit seniman dan artis besar meniti karir awalnya di kota Bandung. Dalam rangka menyambut ulang tahun Bandung yang ke-200 tahun, para seniman Sunda dan artis made in Bandung akan tampil bersama-sama.

Friday, March 20, 2009

PRESS RELEASE

Green Rhapsody
 Inilah kegiatan yang merupakan kombinasi dari seminar, workshop dan event manajemen dan tentu saja tak  ketinggalan, musik. Kegiatan yang digagas Republic Entertainment ini akan mengambil tempat di Sasana Budaya Ganesha, jalan Tamasari Bandung.  Wawan Juanda sebagai creator acara ini mengkombinasikan beberapa kegiatan, seperti seminar, workshop, event manajemen dan musik. Menurut Wawan ada hal yang sangat jarang dilakukan adalah berbagi ilmu dalam event manajemen. Kegiatan ini akan dikemas dalam bentuk seminar.

Friday, November 16, 2007

SPICE FEST

Press Release

Bukti paling tua, sumber tertulis India dari abad ke-3 SM berulang kali menyebutkan “Jawa” sebagai asal rempah-rempah. Bukti kuno lain adalah kitab Petunjuk Pelaut ke Lautan Erythea (nama kuno Yunani untuk Samudera India). Buku ini menyebut adanya kapal-kapal dari arah timur yang membawa rempah-rempah. Indonesia, sejak zaman kerajaan Sriwijaya sudah marak dengan perdagangan antarnegara termasuk rempah-rempah.

Tidak salah kiranya jika Indonesia menjadi salah satu negara tujuan untuk mendapatkan rempah-rempah. Bahkan, kekayaan inilah yang membuat Indonesia diperebutkan penjajah pada zaman dahulu. Ketika konsumsi rempah-rempah dari masa ke masa makin meningkat, maka untuk memenuhi kebutuhannya, orang-orang Eropa mencarinya ke wilayah Asia Tenggara yang menjadi awal kolonisasi berabad-abad.

Rempah adalah bagian dari tanaman baik dalam bentuk segar maupun hasil proses dari bagian daun, bunga, biji, kulit buah, batang, kulit batang, akar, maupun rimpang. Dari dulu, rempah-rempah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari obat, masakan, hingga kosmetik. Namun, seiring zaman, pemanfaatan rempah pun mengalami perkembangan yang sangat pesat, yaitu selain karena tumbuhnya industri makanan dan minuman yang berbahan baku rempah, juga digunakan untuk bahan baku industri rokok, obat, kosmetik dan industri SPA.

Sebagai komoditas ekspor, industri rempah memiliki daya saing cukup tinggi karena memiliki kualitas cukup baik dibandingkan negara lain. Agribisnis rempah juga menyumbang pendapatan yang sangat besar dari cukai dan pajak yaitu tidak kurang dari Rp. 40 trilyun setiap tahun. Ekspor rempah sebagian besar masih berupa produk primer , tetapi saat ini sudah berkembang dalam bentuk produk olahan misalnya jamu, makanan, kosmetika dan rokok.

Dengan demikian, industri rempah menjadi komoditas terbesar disamping komoditas ekonomi lainnya. Kekayaan tanah Indonesia ini seyogyanya mendapatkan perhatian penting dalam pengembangan dan pemanfaatannya bagi perekonomian Indonesia

Untuk memanfaatkan peluang yang besar dalam memanfaatkan potensi komoditas rempah, diperlukan sinergi antara pelaku bisnis dan masyarakat pencinta rempah-rempah. Sinergi bisa terjadi jika ada komunikasi yang dibangun dalam sebuah kegiatan bersama. Dimana kegiatan ini bisa menjadi momentum untuk mengembangkan agrobisnis rempah-rempah di Indonesia.

Sebagai wujud kepedulian terhadap perkembangan agrobisnis di Indonesia, Republic of Entertainment bersama KUKMI (Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia), IBC (Indonesian Business Centre), dan IBL (Indonesia Business Link) akan menggelar sebuah acara yaitu “Spicefest : Bisnis & Art Festival”, yang rencananya akan digelar tanggal 9 Desember 2007, di halaman Gedung Sate Bandung.

Spicefest atau Spice Festival adalah sebuah event yang dikemas dalam bentuk pameran komoditas dan pertunjukan kesenian yang terkait dengan substansi rempah-rempah dalam kehidupan masyarakat. Bentuk dari pameran ini adalah dengan menggelar seluruh komoditas rempah-rempah baik dalam bentuk komoditas murni atapun produk olahan yang terpaut dengan gaya hidup masyarakat masa kini, seperti aromateraphy dan sebagainya.

Bukan hanya itu, IBL dengan program YES (Young Enterpreunership Start Up) akan memberikan bimbingan bagi para enterpreuner-enterpreuner muda dalam upaya mengembangkan usahanya melalui konsultasi-konsultasi yang berkaitan dengan enterpreuneurship. Dengan begitu, diharapkan kemajuan agrobisnis Indonesia pun bisa terwujud.

Selain itu, untuk menarik minat masyarakat, dalam acara ini juga akan dipentaskan berbagai ragam bentuk kesenian yang terkait dengan karakter rempah, mulai dari pertunjukan musik yang menghadirkan grup musik Numata, pemusik balada asal Bandung, Mukti Mukti, ITB Student Orchestra, Salamander Big Band, karnival oleh Ganiati dan lain-lain.

Tuesday, July 17, 2007

Press Release Festival Musik Bambu Nusantara

Bandung, 16 Juli 2007-
Tergugah dengan fakta bahwa lebih dari 10 persen bambu dunia berada di Indonesia dan bambu merupakan bagian kultur rakyat Indonesia, Departemen Pariwisata Budaya menyelenggarakan Festival Musik Bambu Nusantara. Bambu yang juga dalam penelitian di Indonesia memiliki 1000 lebih ragam guna ini adalah potensi besar untuk dieksplorasi sebagai komoditi dan kegunaan kreatif lainnya
Festival Musik Bambu Nusantara digelar di Hall D PRJ Kemayoran Jakarta pada 18-19 Agustus 2007 menampilkan berbagai kegiatan menarik, antara lain World Music Performances, Seruling Nusantara, Indigenous Spot; Bambu Talks (Seminar dan workshop), display bambu, kerajinan dan kuliner dari bambu, kontes foto dan permainan. Pihak panitia merancang Festival Musik Bambu Nusantara ini sebagai bagian dari sirkuit World Music Festival.
Festival Musik Bambu Nusantara dipersiapkan sebagai titik awal menuju beberapa sasaran: Memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, Menjadi bagian dari Visit Indonesia Year 2008, Rangkaian acara World Culture Forum, Menjadi Forum Seniman Bambu Indonesia, Menjadi agenda sirkuit festival kebudayaan dunia, Meningkatkan kepedulian (public awareness) masyarakat terhadap peranan bambu dalam kesenian, kebudayaan dan lingkungan hidup.
Sebagai rangkaian dari festival tersebut sejak 16 Juli 2007 diselenggarakan pre event yang mengambil tempat di empat kota, yakni Denpasar, Solo, Bandung dan Jakarta. Pre event yang berupa diskusi dan workshop itu akan menggali berbagai potensi bambu dengan menampilkan pembicara yang berkompeten dalam hal bambu dan musik bambu.

Saturday, June 23, 2007

teman JALAN...

Disetiap perjalanan yang dilakukan seringkali kami membawa album musik yang baru di launch guna menemani kami selama di perjalanan, kalau pada saat perjalanan Jatropha Expedition tahun lalu dari Atambua ke jakarta kami membawa James Blunt dan Nidji sementara untuk survey lalu (dan perjalanan nanti) untuk Biofuel Expedition dari Manado juga ke Jakarta kami membawa album baru dari Linkin Park. Supergroup ini ternyata masih dahsyat walau agak sedikit lembut dibanding album-album sebelumnya dengan perkiraan yang bakal menjadi hit adalah lagu berjudul What I've Done, selain itu ada beberapa lagu yang juga asyik untuk disimak terutama yang intronya dimulai dengan claphand dan itu sangat bertenaga layak untuk diapresiasi..

Tuesday, May 29, 2007

TRANS7 melecehkan...

Mengisi waktu malam hari saya mencoba menyaksikan film yang dibintangi Mel Gibson yang berjudul "What Women Want" tadi malam (selasa, 28 Mei 2007) sebuah film dengan cerita yang menarik namun sayangnya pada akhir acara pihak pengelola Trans 7 tidak menayangkan sub-title diakhir acara seperti biasanya film diputar, padahal menurut etika tentang hal tersebut tidaklah dibenarkan karena menyangkut masalah HAKI, disini terlihat bahwa Trans 7 sudah mengabaikan hak-hak pemirsanya dalam mendapatkan informasi utuh tentang sebuah film yang telah diputarnya, atau mungkin mereka berpikir mendingan slot waktunya dipake buat iklan aja yang jelas-jelas menghasilkan.... (Nang)

Tuesday, May 15, 2007

geus kamamana SAMBASUNDA!

In a fast-changing Indonesia a new generation of musicians are taking on the task of redefining their rich musical heritage for the new millennium. 17-piece(!) ensemble SambaSunda bring together a dazzling array of instruments and influences to create a new style Gamelan orchestra and the most exciting musical voice out of the archipelago today.
Led by composer and multi-instrumentalist Ismet Ruchimat, who started his career in 1989 in Gugum Gumbira's famous Jugala Orchestra, and bred on the creative grounds of Bandung’s prominent STSI arts college, SambaSunda have more than seven local releases to their credit. Already a local phenomenon, this best-kept Indonesian secret is now ready burst into the international scene, with a sparkling international CD release.
SambaSunda come from Bandung, the bustling capital and cultural centre of Western Java, more commonly known as Sunda. The Sundanese are the second largest ethnic group in Indonesia with a unique language and culture.


The group updates the lilting sounds of Sundanese gamelan degung and the angklung bamboo instruments by adding elements of Jakarta's kroncong, Sunda's jaipong, Balinese kebyar and the Brazilian rhythm of samba. The classic sounds of the traditional instruments evoke not only past splendour but also the bustling, urban energy of Bandung today: A full sound palette from the deep resonance of the mighty gongs to the silvery eloquence of the suling bamboo flute, complete with a heavyweight percussion section, wild vocal chanting known as senggak and the truly breathtaking vocal skills of singer Rita Tila.
The result is a mesmerizing mix that manages, strangely, to be both relentlessly exciting and languidly tranquil, full of explosive energy and seductive sweetness. Both reassuringly familiar and daringly innovative at home in Bandung, this is a dazzling new sound for the rest of the world to discover.

After a hugely successful European debut in 2003, the autumn of 2005 finally sees their first international recording released worldwide on renowned German label Network. A new major international tour will follow in summer 2006. The “coolest band to come out of Indonesia yet” is definitely one to watch for more to come! sambasunda.com

Wednesday, May 02, 2007

SEMI FINAL " GGRC " MENAMPILKAN KONSEP PRODUKSI TERMEGAH & PERTAMA DI INDONESIA

Kompetisi musik rock terbesar " Gudang Garam Rock Competitions " memang digarap tidak main main, pada semi final yang akan dilangsungkan tanggal 19 Mei 2007 di Lapangan Brigif 15 Cimahi akan menurunkan seluruh kekuatan SHOW SYSTEM INDONESIA milik Log Zhelebour yang terdiri dari Log Sound, Log Stage, Log Light, Log MMedia, Log Gen-Z, untuk mendukung produksi " GGRC " kata Log selaku promotor acara ini.

Penonton yang hadir akan kita berikan suguhan pertunjukan musik paling spektakuler dengan menyajikan konsep produksi yang belum pernah dilakukan oleh siapapun. yang jelas saya akan memasang 2 set panggung riging yang diakses satu sama yang lain yang luas lebarnya mencapai 80 meter, sedangkan Log Sound akan menurunkan Sound tercanggih dengan sistem speaker Line Array merk Nexo Geo T sebanyak 64 pcs dan Sub Speaker Nexo CD18 sejumlah 32 pcs buatan Perancis, produksi suara disupport power amp buatan Jerman merk Camco serie 200 Vostec dan Camco 6 Vostec sebanyak 69 pcs dengan Controller Nexo NX242. sound monitor panggung yang terbaik saat ini akan dipasang Speaker Nexo PS15 sejumlah 30 pcs, Sidefill Nexo Alpha Full Range EF sejumlah 8 pcs, dengan Sub speaker Nexo LS1200 4 pcs, Mixer Midas H3000 - 56 Ch, Midas Siena - 56 Ch, Allan & Heath ML5000 48 Ch, sebanyak 4 buah. jelas Log
Pokoknya pada Semi Final " GGRC " saya akan memberikan konsep pertunjukan lain daripada yang lain dan penonton tidak perlu lari dari satu panggung ke panggung yang lain, karena seluruh areal lapangan dapat mendengarkan suara sound system dengan suara yang jernih dan dahsyat. layak kita mendengarkan sound surround di Home Theater, Penonton panggung A ngak perlu lari ke panggung B atau sebaliknya karena bisa menonton juga lewat layar screen yang dipasang sebanyak 4 buah dengan proyektor 12.000 lumens. kata Log Zhelebour menjelaskan tentang rencananya yang spektakuler itu.

Jalannya kompetisi GGRC dan penampilan bintang tamu rencananya juga akan dilaporkan dan ditayangkan langsung pada setiap jam sejak pukul 11.00 wib di stasiun TV Indosiar, dan mulai pukul 21.45 wib akan disiarkan secara langsung selama 2,5 jam.Bilamana rencana Log Zhelebour ini berjalan mulus dan lancar maka konsep pertunjukan ini akan menjadi termegah didunia showbiz dan dunia audio system yang menghadirkan tata suara terbesar berdaya kekuatan hampir 300.000 watt dan terdahsyat dalam sejarah showbiz dan tata panggung spektakuler yang didukung Lighting berkekuatan hampir 600K watt. Mari kita saksikan bersama sama bagaimana kedahsyatannya, dan sampai jumpa di Lapangan Brigif 15, Cimahi pada tanggal 19 Mei 2007 mulai pukul 10.00 wib. hanya dengan membayar tiket masuk murah meriah Rp. 10.000,- termasuk 1 pak GG Internasional.

Monday, April 02, 2007

Press Release SAWUNG JABO











"MEMASUKI LORONG WAKTU"

Bandung, BP Bumi Sangkuriang

Jl. Kiputih 12 Ciumbuleuit
Minggu 1 April 2007
Pukul 19:30


Opening :
- Konser Kampung Jatitujuh
- Monolog Iman Soleh


Bintang tamu :
- Totok Tewel
- Hari Pochang
- Mukti Mukti

Beranjak dari sebuah pemahaman tentang waktu dalam siklus kehidupan, seperti pengertian siklus dalam bentuk putaran atau lingkaran, dimana titik awal yang juga adalah sebuah titik akhir. Sering kali kita lupa, luput, lengah melihat, membaca dan memahami siklus itu sendiri dalam kehidupan kita, ibarat sebuah jam ada saatnya ketiga jarum jam bertemu dititik yang sama - pkl 12:00 tepat, ketika ketiga jarum jam menunjuk sebuah titik dimana awal dan akhir sebuah lingkaran sebagai sebuah ”Jeda” stase untuk lebih memahami hakikat keberadaan, dimana kita dapat berhenti sejenak memaknai apa yang sudah dan yang akan terjadi. Ternyata kita hanya memahami sesuatu yang semu, tanpa dapat mengurainya lebih jauh.
Sawung Jabo mengajak kita untuk berkata jujur dan mengakuinya, apa yang menjadi kekurangan kita, kelemahan kita, betapa kecilnya kita dihadapan Nya, penuh persoalan serta keterbatasan, yang pada akhirnya hanya menemukan kesendirian, tanpa daya menembus lorong sunyi dan kesunyian itu sendiri.


Formasi dawai akustik – gitar,biola,cello -dalam versi ”musik kamar” Sawung Jabo ini didukung oleh musisi muda baik berlatar akademisi maupun otodidak, berasal dari Yogyakarta, Lombok, Bandung & Jakarta. Sekitar 13 gubahan lagu akan dibawakan, berasal dari kurun waktu yang panjang, diantaranya baru digubah (feb07), belum pernah direkam dan dimainkan dalam pementasan. Marilah kita berhenti sejenak, untuk mencoba memahami, sebuah fase hidup yang sering terabaikan, dengan kejujuran diri bahwa kita bukan malaikat dan sering kali dihantui oleh kelemahan sendiri. (tompel witono)


Pendukung Pentas :


Sawung Jabo – Vokal Utama, Gitar Akustik
Firman Sitompul – Cello
Ucok Hutabarat – Biola
Ary Juliyant – Biola, Thin Wishtle, Vokal Latar
Budiono – Biola Alto
Adi Mlentes – Gitar Akustik

Monday, January 29, 2007

GARUT mengejutkan

Dengan mewakilkan 4 groupnya kota Garut berhasil menerobos dominasi kota-kota lain dalam babak audisi event GUDANG GARAM ROCK COMPETITION yang digelar Minggu, 28 Januari 2007 di GOR Saparua Bandung. Event yang digelar oleh Log Zhelebour dengan didukung oleh Gudang Garam dan Indosiar ini mencatat rekor terbanyak dalam hal kepesertaan yakni 94 group mengalahkan jumlah peserta dari wilayah-wilayah lain di negeri ini, saking banyaknya Log sempat dibuat mumet karenanya. Menurut rencana hari Selasa esok babak final wilayah Jabar akan kembali digelar di lapangan Saparua Bandung dengan jumlah Peserta yang lolos hasil audisi sebanyak 12 Group dengan dewan Juri terdiri dari Raymond Power Metal, Ivan Paul eks Boomerang, Krisna Sucker Head dan Krisyanto Jamrud dengan bintang tamu Superglad, Saint Loco dan the Changcuters.
Adapun Group yang berhasil melewati babak audisi dan berhak tampil di malam final GUDANG GARAM ROCK COMPETITION wilayah Jawa Barat selengkapnya adalah Ranggoas, Sun Tree, Leo dan Galaxy dari kota Garut kemudian Alas Roban, Laisser, Female, Better Day, Bad Circle, Maha, Mr. G dan Sabda dari kota Bandung. Juara dari babak Final ini akan tampil mewakili daerahnya di Grand Final seluruh wilayah pada bulan Mei 2007 dan untuk pertamakalinya kota Bandung mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah.

Tuesday, January 09, 2007

BRAGA festival kembali...

Seperti pada tahun 2005 lalu, tutup tahun di kota Bandung dimeriahkan oleh penyelenggaraan street festival bertajuk Braga Festival. Seperti namanya, Braga Festival akan digelar di Jalan Braga, menampilkan berbagai atraksi menarik yang dikemas dalam sajian music, art and dance.
Braga Festival diselenggarakan pada tanggal 27, 28 dan 29 Desember 2006. Creator Braga Festival, yakni Republic of Entertainment menjanjikan penyelenggaraan tahun ini lebih menarik dan interaktif dibanding tahun lalu.Tahun ini, Braga Festival mengambil tema “Serumpun Bambu Sejuta Makna”. Tema tersebut dipilih dengan maksud untuk mengangkat dan mengingatkan kembali keberadaan bambu di sekitar kita. “Masyarakat Jawa Barat tidak pernah lepas dari bambu,’ kata Wawan Juanda Festival Director Braga Festival. Dikatakannya, bambu digunakan masyarakt Jawa Barat hampir di setiap segi kehidupan, mulai dari perkakas rumah tangga, alat musik, senjata alat upacara, dan sebagainya.

Kekayaan khasanah bambu Jawa Barat akan diangkat di festival ini. Akan ada pameran mengenai bambu, diskusi bambu, diskusi musik bambu dan pagelaran musik bambu dan sebagainya. Ketika pengunjung memasuki arena festival juga akan merasakan nuasa dan suasana bambu melalui berbagai elemen estetika yang dikemas khusus.Meski demikian, nuansa kotemporer juga akan ditampilkan, disantaranya melalui pagelaran Jazz Break. Tidak kurang dari enam kelompok musik jazz akan bergantian tampil di gedung Asia Africa Cultural Centre (AACC).

Kelompok musisi yang akan tampil antara lain 4 Peniti, Fonti cello, Ary Julian and Friends dan gitaris yang kini tengah daun, Balawan.Salah satu acara yang menarik pada Braga Festival tahun ini, adalah Bamboo Carnivale. Karnaval atau arak-arakan para seniman, budayawan dan partisipan lainnya ini akan menampilkan kekayaan khasanah bambu di Jawa Barat dan aplikasinya dalam berbagai segi kehidupan. Arak-arakan akan bergerak dari monumen km 0 (Jalan Asia Afrika) hingga ke Bandung City Walk.Braga Festival yang diselenggarakan setiap tahun ini, diharapkan dapat menjadi salah satu wahana untuk menampungkreativitas warga Bandung khususnya dan Jawa Barat umumnya dalam bidang seni dan budaya. Selain itu, Braga Festival diharapkan akan menjadi alternatif hiburan menarik dan sehat di masa liburan akhir tahun. (photo by: Agus bebeng)

Saturday, December 09, 2006

PALEM di sepanjang PASTEUR merana

Saban pagi dan sore sepanjang jalan Pasteur dan terusan Pasteur, Iman melihat pemandangan yang menurutnya menyedihkan. Sebagai pecinta tanaman, Iman melihat jajaran pohon Palem yang baru ditanam dibiarkan mati perlahan-lahan.
“Tanaman-tanaman itu setelah ditanam dibiarkan saja, tidak pernah dipelihara apalagi disirami, wajar akhirnya tanaman tersebut mati padahal jalan pasteur itukan etalase terdepan kota Bandung terutama para pendatang dari Jakarta” tutur Iman, pada tribun (23/11).
Iman tahu persis pertumbuhan pohon-pohon itu karena tiap hari ia melewati deretan pohon-pohon itu saat berangkat kerja dari rumahnya di daerah sarijadi menuju jalan Pajajaran Bandung. Pria yang bekerja di bidang event organizer ini kecewa dengan kinerja dinas pertamanan Kota Bandung.
”Bagaimana ini mengurusi tanaman saja tidak bisa, seharusnya Dinas Pertamanan tidak hanya menanam tetapi juga memeliharanya, percuma saja kalau pohon-pohon itu tidak dipelihara” ujar Iman.
Berdasarkan asumsinya, Iman menilai matinya pohon-pohon itu sebagai suatu pemborosan kas negara karena dipasaran harga satu pohon palem setinggi 4 meteran seperti yang ditanam di jalan Pasteur berkisar Rp. 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Mungkin ada sekitar 1000 pohon, jaraknya dekat-dekat, setiap 2 meteran lah ada pohon, kiri kanan ada” kata Iman yang masih teringat indahnya jajaran Palem di Pasteur saat SMA dulu.”Saat SMA jalan pasteur masih bagus, tapi demi pembangunan tidak apa-apa ditebang asal diganti lagi,” tambahnya
Kekecewaan Iman semakin bertambah, sekitar 10 hari lalu saat ia melihat pohon-pohon Palem yang mati diganti lagi oleh pohon Damar dan Mahoni setinggi 3 meteran. Sayangnya, sambung Iman, biarpun sudah diganti pohon, lagi-lagi pohon-pohon itu hanya ditanam saja tanpa dipelihara juga.
”Menurut saya tidak masalah mau ditanam Palem atau Mahoni, tetapi akan percuma kalau tidak dipelihara, sekarang pohon-pohon itu terutama Damarnya sudah layu lagi,”urai Iman.
Iman menyarankan Dinas Pertamanan konsisten merawat pohon-pohon yang ditanam dan tidak hanya merawat taman-taman yang sudah ada saja. Ia meminta Dinas Pertamanan mulai progresif dengan mengembangkan kinerjanya seiring pembangunan kota.
”Di sepanjang Dago atas, kondisinya sama saja, ada beberapa pohon Damar yang tidak dirawat, tolong jangan hanya menanam saja, kalau tidak mampu limpahkan saja perawatannya pada pihak swasta” katanya.
Kabag TU Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Johny Sulenjah membantah tidak memelihara tanaman Palem di jalan Pasteur karena setiap hari ada petugas yang menyiram. Masalah kematian pohon Palem di Pasteur menurutnya karena musim kemarau.
”Kami selalu menyiram. Jika mati, itu karena kemarau terlalu panjang,” ujarnya
Menurut Johny, penanaman Pohon Mahoni dan Damar merupakan proyek Kimpraswil sebagai pengganti pohon palem yang mati terkena Proyek Jalan. (ira/tsm)pritt. Tribun Jabar

Thursday, September 14, 2006

CAKOLOSAL



PRESS RELEASE

CAKOLOSAL 5000 TABANAN
SEMANGAT CAKOLOSAL 5000 UNTUK MENGAWALI PEMBANGUNAN TABANAN DAN BALI MENUJU PENGELOLAAN DESTINASI YANG LEBIH BAIK.

1 September 2006: 14.33pm

TARI kecak—belakangan lebih populer disebut dengan cak- adalah salah satu tarian tradisional Bali. Biasanya tarian tersebut dimainkan oleh 75-150 orang. Namun pada 29 September 2006 mendatang akan dimainkan lebih dari 5.000 orang, suatu pementasan cak yang amat kolosal dan tak pernah ada sebelumnya. Pementasan ini bukan bermaksud mencari sensasi, melainkan lebih dari suatu bentuk kreativitas manusia Bali yang pada ghalibnya selalu ingin mencoba hal-hal baru. Lain daripada itu, cak ialah suatu bentuk seni yang selalu berpeluang untuk di-recreate pada hal-hal baru, sebagaimana yang pernah dilakukan beberapa seniman seperti pakar karawitan DR Wayan Dibia, perupa Nyoman Erawan, Sardono W. Kusumo dan sejumlah yang lain. CAK kolosal yang digagas oleh Bupati Tabanan N. Adi Wiriatama S. Sos M. Si ini digelar sebagai simbolis bersatunya rakyat Tabanan menggelorakan semangat untuk bangkit dan membangun. Hal ini sangat relevan dengan inisiatif dan persatuan yang disyaratkan oleh sebuah pembangunan berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Dan bagi dunia pariwisata Bali khususnya serta Indonesia pada umumnya, momentum Cak kolosal ini adalah kabar pada dunia menyongsong bangkitnya kembali dunia pariwisata yang lebih baik.

Di tengah terpuruknya bangsa ini oleh berbagai bencana, baik oleh faktor manusia maupun alam, maka tak ada salahnya kita berpaling kembali kepada potensi-potensi budaya lokal karena, tak dapat dipungkiri, betapa pada hakikatnya budaya-budaya lokal tersebut ternyata sanggup menjembatani relasi kebudayaan antarmanusia dan menjadi medium bagi ekspresi kemanusiaan. Dalam pertalian itu, pilihan pada seni cak didasari pada pertimbangan sebagai berikut:
Seni cak relatif popular dan tak asing baik bagi manusia Bali dan Indonesia maupun orang asing mengingat pada masa keemasan turisme Bali pada tahun 80-an, cak adalah “maskot” kesenian Bali yang amat populer
Seni cak adalah representasi kesenian yang dilakukan banyak penari, dan secara simbolik menyuratkan pemaknaan kebersamaan. Pemaknaan itu juga penting artinya bagi negeri ini di mana persoalan-persoalan politik yang terjadi belakangan ini di antaranya disebabkan justru oleh renggangnya pertalian keindonesiaan kita
Seni cak sangat dimensional, dalam pengertian, ia sangat terbuka pada nilai estetik, kreativitas, profan dan pun bisa pula dimaknai sebagai aktivitas yang sakral. Cak pada awalnya bersumber dari Tari Sang Hyang, suatu tarian yang amat sakral dan tak boleh sembarang dimainkan. Namun kemudian sekitar tahun 1930-an ia melepaskan diri sebagai seni yang mandiri.
Pemiliah tempat di Tanah Lot, Tabanan-Bali karena seni cak dan Bali adalah sebuah bangunan kultural yang identik. Keluhuran nilai budaya yang kuat yang disimbolkan oleh Tanah Lot akan dipadukan dengan seni dan keindahan alam.

Bupati Tabanan N. Adi Wiriatama S. Sos M. Si menyampaikan bahwa pentas CAKOLOSAL 5000 TABANAN yang akan diadakan di pelataran Pura Tanah Lot, Tabanan, Bali pada 29 September 2006 mendatang yang diikuti 5.000 penari dari berbagai unsur lapisan masyarakat, pada sisi lain, juga untuk membuktikan kepada mata dunia bahwa Indonesia umumnya dan Bali khususnya tetap menggeliat, terutama pada kegiatan kebudayaannya. Khususnya Bali, terpuruknya Bali mengingat kasus ledakan bom dua kali tak akan menggoyahkan manusia Bali untuk terus mengeksiskan budaya dan potensi keseniannya. Dengan begitu, pentas CAKOLOSAL 5000 TABANAN ini juga memiliki dimensi turismenya, dalam arti, tak bisa dihindari bahwa ujung tombak diplomasi kebudayaan itu sesungguhnya pariwisata.
Lewat perpanjangan tangan pariwisata kita mau meyakini dunia bahwa Indonesia umumnya dan Bali khususnya adalah ranah kultural yang tak pernah mati, apapun kondisi yang tengah kita hadapi saat ini. Lagipula telah lama kita tahu, dunia pariwisata Bali dibangun dari bingkai seni-budaya, dan karena itu, lewat kepariwisataan Bali itu pulalah diplomasi-diplomasi kebudayaan itu dapat diterapkan.

CAKOLOSAL 5000 TABANAN ini tak ubahnya dengan tari cak yang sudah ada. Perbedaannya adalah ia ditarikan ribuan orang, jumlah yang sangat besar dari biasanya. Cerita yang diangkat pun sebagaimana juga yang telah berulangkali dipentaskan. Dalam pentas cak kolosal ini, judul yang diambil ialah Kumba Karna- Rahwana Lina; yang dimulai dengan diculiknya Sita sampai matinya Kumba Karna dan diakhiri dengan kematian Rahwana. Koreografi CAKOLOSAL 5000 ditangani oleh I Gusti Agung Ngurah Supartha, S.S.T., seorang koreografer andal asal Tabanan yang kerap diundang ke luar negeri, akan mempersiapkan pementasan ini menjadi lebih artistic dipadu dengan suasana matahari tenggelam dengan dikemas melalui sentuhan modern permainan tata cahaya dan sinar laser sehingga menjadi sebuah karya seni yang spektakuler.
Pihak penyelenggara, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tabanan, telah lama mempersiapkan event ini sebagai upaya membangun kabupaten itu sendiri dalam upaya menggairahkan pembangunan budaya. Ketua Panitia Ketut Nuryasa mengatakan “Selama ini Tabanan adalah kabupaten di Bali yang dikenal sebagai “Lumbung Padi”-nya Bali. Namun disadari kemudian betapa Tabanan juga memiliki potensi kultural dan religi yang memang harus diotimalkan. Karena itu, dengan tema “Membangun Tabanan untuk memberikan nilai tambah bagi Bali” adalah suatu strategi kebudayaan Bali bagi pengoptimalan potensi-potensi di tiap daerahnya.” Dan Tanah Lot adalah pilihan paling strategis bagi event ini, karena Tanah Lot sendiri telah lama dikenal sebagai daerah tujuan religi bagi umat Hindu dan bagi mata dunia Tanah Lot adalah Pura yang yang selain mengandung nilai skaralnya, juga memperlihatkan pula keindahan alam dengan latar belakang laut dan matahari terbenamnya.

Jika disimpulkan, hal ini merupakan sebuah karya besar untuk memasuki era baru dalam mengelola destinasi (destination management) yang akan menyentuh seluruh aspek dan potensi yang dimiliki, dimana hal ini diyakini dapat menjaga dinamika bisnis dan perekonomian lebih kondusif dan stabil pada masa yang akan datang.
Untuk informasi lain yang terkini dapat dilihat di http://www.cakolosal.com/Atau dapat mengirimkan email ke press@cakolosal.com
PANITIAPENYELENGGARACAKOLOSAL 5000 TABANAN